Sihir Dalam Pandangan Al-Quran dan As-Sunnah

Posted: Agustus 5, 2009 in aqidah
Tag:

Oleh: Wahid bin Abdissalam Baali

A. Dalil-Dalil yang Menunjukkan adanya Jin dan Syaitan. [1]

Ada hubungan yang kuat antara jin dan sihir, bahkan jin dan syaitan merupakan factor utama dalam dunia sihir. Sebagian orang ada yang mengingkari keberadaan jin. Bertolak dari hal tersebut, mereka mengingkari terjadinya sihir. Oleh karena itu, saya hendak mengutarakan beberapa dalil yang menunjukan adanya jin dan syaitan secara ringkas.

Dalil-dalil dari al-Qur-an:

“Dan (ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur-an.” [Al-Ahqaaf: 29]

“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-Rasul dari golonganmu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini.” [Al-An’aam:130]

“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” [Ar-Rahmaan: 33]

“Katakanlah(hai Muhammad), Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur’an),’ lalu mereka berkata, ”Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan,” [Al-Jinn: 1]

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [Al-Jinn: 6]

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi dan menghalangimu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” [Al-Maidah: 91]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar…” [An-Nuur: 21]

Dalil-dalil dari al-Qur’an cukup banyak dan sangat popular, serta cukup bagi Anda untuk mengetahui bahwa di dalam al-Qur’an terdapat satu surat penuh yang berbicara tentang jin. Bahkan cukup juga bagi Anda untuk mengetahui bahwa kata (al-jiin) disebutkan didalam al-Qur’an sebanyak 22 kali, dan kata (al-jaann) sebanyak 7 kali, kata (asy-syaithaan) sebanyak 68 kali, kata (asy-syayaathiin) sebanyak 17 kali. Dan yang menjadi penguat, bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang jin dan syaythiin (jamak dari kata syaithaan) ini cukup banyak.

B. Definisi Sihir

1. Sihir Menurut Bahasa.

Al-Laits mengatakan, “Sihir adalah suatu perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada syaitan dengan bantuannya.” Al-Azhari mengemukakan, “Dasar pokok sihir adalah memalingkan sesuatu dari hakikat yang sebenarnya kepada yang lainnya [2].” Ibnu Manzur berkata : “Seakan-akan tukang sihir memperlihatkan kebathilan dalam wujud kebenaran dan menggambarkan sesuatu tidak seperti hakikat yang sebenarnya. Dengan demikian, dia telah menyihir sesuatu dari hakikat yang sebenarnya atau memalingkannya.”[3]

Syamir meriwayatkan dari Ibnu ‘Aisyah, dia mengatakan : “Orang Arab menyebut sihir itu dengan kata as-Sihr karena ia menghilangkan kesehatan menjadi sakit.” [4]

Ibnu Faris[5] mengemukakan, “Sihir berarti menampakkan kebathilan dalam wujud kebenaran.” [6] Di dalam kitab Al Mu’jamul Wasiith disebutkan : “Sihir adalah sesuatu yang dilakukan secara lembut dan sangat terselubung.”[7] Sedangkan didalam kitab Muhiithul Muhiith disebutkan, “Sihir adalah tindakan memperlihatkan sesuatu dengan penampilan yang paling bagus, sehingga bisa menipu manusia.”[8]

2. Sihir dalam Istilah Syari’at

Fakhruddin ar-Razi mengemukakan, “Menurut istilah Syari’at, sihir hanya khusus berkenaan dengan segala sesuatu yang sebabnya tidak terlihat dan digambarkan tidak seperti hakikat yang sebenarnya, serta berlangsung melalui tipu daya.”[9]

Ibnu Qudamah al-Maqdisi mengatakan, “Sihir adalah ikatan-ikatan, jampi-jampi, perkataan yang dilontarkan secara lisan maupun tulisan, atau melakukan sesuatu yang mempengaruhi badan, hati atau akal orang yang terkena sihir tanpa berinteraksi langsung dengannya. Sihir ini mempunyai hakikat, diantaranya ada yang bisa mematikan, membuat sakit, membuat seorang suami tidak dapat mencampuri istrinya atau memisahkan pasangan suami istri, atau membuat salah satu pihak membenci lainnya atau membuat kedua belah pihak saling mencintainya.”[10]

Ibnul Qayyim mengungkapkan, “Sihir adalah gabungan dari berbagai pengaruh ruh-ruh jahat, serta interaksi berbagai kekuatan alam dengannya.”[11]

Kesimpulan :

Sihir adalah kesepakatan antara tukang sihir dan syaitan dengan ketentuan bahwa tukang sihir akan melakukan berbagai keharaman atau kesyirikan dengan imbalan pemberian pertolongan syaitan kepadanya dan ketaatan untuk melakukan apa saja yang dimintanya.

3. Beberapa Sarana Tukang Sihir Untuk Mendekati Syaitan

Diantara tukang sihir itu ada yang menempelkan mushhaf dikedua kakinya, kemudian ia memasuki WC. Ada yang menulis ayat-ayat al-Qur’an dengan kotoran. Ada juga yang menulis ayat-ayat al-Qur’an dengan menggunakan darah haidl. Juga ada yang menulis ayat-ayat al-Qur’an di kedua telapak kakinya. Ada juga yang menulis Surat al-Faatihah terbalik. Juga ada yang mengerjakan sholat tanpa berwudhu’. Ada yang tetap dalam keadaan junub terus-menerus. Serta ada yang menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada syaitan dengan dengan tidak menyebut nama Allah pada saat menyembelih, lalu membuang sembelihan itu ke suatu tempat yang telah ditentukan syaitan.[12] Dan ada juga yang berbicara dengan binatang-binatang dan bersujud kepadanya. Serta ada juga yang menulis mantra dengan lafazh-lafazh yang mengandung berbagai makna kekufuran.

Dari sini, tampak jelas oleh kita bahwa jin itu tidak akan membantu dan tidak juga mengabdi kepada seorang penyihir kecuali dengan memberikan imbalan. Setiap kali seorang penyihir meningkatkan kekufuran, maka syaitan akan lebih taat kepadanya dan lebih cepat melaksanakan perintahnya. Dan jika tukan sihir tidak sungguh-sungguh melaksanakan berbagai hal yang bersifat kufur yang diperintahkan syaitan, maka syaitan akan menolak mengabdi kepadanya serta menentang perintahnya. Dengan demikian, tukang sihir dan syaitan merupakan teman setia yang bertemu dalam rangka perbuatan kemaksitan kepada Allah.

Jika anda perhatikan wajah tukang sihir, maka dengan jelas anda akan melihat kebenaran apa yang telah saya sampaikan, dimana anda akan mendapatkan gelapnya kekufuran yang memenuhi wajahnya, seakan-akan ia merupakan awan hitam yang pekat.

Jika anda mengenali tukang sihir dari dekat, maka anda akan mendapatkannya hidup dalam kesengsaraan jiwa bersama istri dan anak-anaknya, bahkan dengan dirinya sendri sekalipun. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan terus merasa gelisah, bahkan dia akan senantiasa merasa cemas dalam tidur. Selain itu seringkali syaitan-syaitan itu akan menyakiti anak-anaknya atau istrinya serta menimbulkan perpecahan dan perselisihan di antara mereka. Mahabesar Allah Yang Mahaagung yang telah berfirman:

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” [Thaahaa : 124]

[Disalin dari kitab Ash-Shaarimul Battaar Fit Tashaddi Lis Saharatil Asyraar edisi Indonesia Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur’an Dan Sunnah, Penulis Wahid bin Abdissalam Baali, Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i]

_________
Foote Note
[1] Lihat Kitab : Wiqaayatul Insaan, (hal 15)
[2] Tahziibul Lughah (IV/290)
[3] Lisaanul ‘Arab (IV/290).
[4] Ibid
[5] Beliau berkata dalam Maaqayisul Lughah (507), suatu kaum berkata:”Sihir adalah mengeluarkan kebathilan dalam bentuk yang haq, dan dikatakan, sihir adalah tipuan. Mereka berdalil dengan perkataan seseorang: ‘Sesungguhnya jika anda menanyakan keberadaan kami, maka kami bagaikan burung dari golongan manusia yang tersihir. “Seolah-olah yang dimaksud adalah orang yang tertipu.
[6] Al-Mishbaahul Muniir (267), penerbit al-Maktabah al-Ilmiyyah, Beirut.
[7] Al-Mu’jamul Wasiith (I/419), Darul Fikr.
[8] Muhiithul Muhiith (399), Beirut
[9] Al-Mishbaahul Muniir (268), Beirut
[10] Al-Mughni, (X/104).
[11] Zaadul Ma’aad, (IV/126)
[12] Baca kembali kitab : Wiqaayatul Insaan, (hal. 45).

Milis keluarga-islam@yahoogroups.com

Komentar
  1. M.Fauzi Rizal berkata:

    mudah-mudahan kita terhindar dari sihir dan tipu daya syetan…

Tinggalkan komentar